Muna Barat “Restu” Empat Tokoh Adat “Fato Ghoerano” Untuk Rajiun-La Pili By Redaksi Posted on September 4, 2020 1,078 Share on Facebook Share on Twitter Share on Google+ Share on Linkedin Pasangan La Ode M Rajiun Tumada dan La Pili bersama tokoh partai pendukung. Rajiun berterima kasih pada tokoh adat Muna yang telah memberikan restunya mendukungnya di Pilkada Muna, dalam acara deklarasi di Mabes Pemenangan jalan Dr Sutomo MUNA, RIGHTNEWS. COM – Bakal Calon Bupati La Ode M Rajiun Tumada bersama pasangannya Haji La Pili mendapatkan kekuatan tambahan di perhelatan Pilkada Muna 9 Desember mendatang. Bayangkan saja, acara deklarasi yang berlangsung di Mabes Pemenangannya jalan Dr Sutomo sekira pukul 13.00 WITA, Rajiun mendapatkan “restu” dari empat tokoh adat alias “Fato Ghoerano”. Restu yang diberikan para sesepuh dari perwakilan empat distrik itu, untuk memberikan dukungan sekaligus mengantarkan pasangan Rajiun-La Pili mendaftarkan diri sebagai kontestan, di KPUD Muna. Bukan perkara muda pasangan berakronim RAPI ini mendapatkan dukungan tersebut. Akan tetapi, Rajiun dinilai sosok yang setia menjunjung tinggi nilai dan budaya Muna. Sebab, terbentuknya tanah Wuna, tak terlepas dari empat distrik alias Fato Ghoerano. Tampilnya, Rajiun di Pilkada Muna, kini terasa lengkap sudah. Selain mendapatkan dukungan dari para tokoh adat, Rajiun juga mendapat dukungan full dari masyarakat Muna. Tentunya, kepercayaan yang diberikan, ada harapan besar terhadap pasangan RAPI, mewujudkan Muna lebih baik periode 2021-2025. Rajiun mengatakan, Muna dan Muna Barat satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan. Memang, disisi administrasi pemerintahan, berbeda. Sebab, dua kabupaten yang dipimpin oleh bupati. Tapi, dari sisi adat, agama dan budaya, merupakan satu kesatuan yang dibentuk dari empat distrik. “Terima kasih dukungan dan doa para tokoh adat yang mewakili Fato Ghoerano serta masyarakat Muna, yang hari ini, bersama-sama ikut mengantarkan pasangan RAPI mendaftar di KPU,” lantang Rajiun disambut riuh masyarakat, Jumat (4/9). Ia sadar, dukungan yang ada sangat memberikan arti. Sebab, hal itu menjadi bagian dari keterwakilan dan keinginan menumbahkan kesejahteraan masyarakat Muna secara umum. “Kami juga ingin menyampaikan, diluar sana,mereka menghembuskan isu, bahwa kami berdua pendatang. Itu tanda dari kepanikan dan galau. Saya ulangi, Mubar dan Muna tak bisa dipisahkan. Adat dan budaya, satu kesatuan tidak bisa dipisahkan,” tandas Rajiun Tumada. (***)