Muna Barat Rajiun Dinilai Cakap Dan Mampu, Hingga Dipercayakan Nahkodai Mubar By Redaksi Posted on October 1, 2020 1,466 Share on Facebook Share on Twitter Share on Google+ Share on Linkedin Kabag Humas Pemkab Mubar, Ali Abdin MUBAR, RIGHTNEWS. COM – Masih ada saja oknum-oknum yang mempertontonkan sikap primitifnya terhadap Bupati Muna Barat (Mubar) La Ode M Rajiun Tumada, yang sebentar lagi bakalan resmi meninggalkan kabupaten tersebut. Bagi aliran kiri yang kontra, sudah pasti mengucap syukur. Sebab, apapun yang dilakukan kepala daerah, bagi kelompok-kelompok minor, semua itu dinilai tak berarti. Tahuka anda, bagaimana nasib daerah Bumi Praja Laworo sebelum menjadi DOB? Apakah pembangunan dilakukan secara merata kala berada dibawah kekuasaan kabupaten Muna? Sandingkan dengan yang ada saat ini. Pastinya, pembangunan yang dinikmati sekarang, tak terlepas dari komitmen La Ode M Rajiun Tumada. Pernyataan itu, dilontarkan langsung Kabag Humas Pemkab, Ali Abdin, selaku juru bicara pemerintahan, sekaligus memberikan pencerahan terhadap para mahasiswa yang irasional karena kepentingan. Abdin mengaku, Gubernur Sultra Nur Alam kala itu, sudah melihat jiwa kepemimpinan La Ode M Rajiun Tumada. Diyakini, cakap dan mampu, sehingga, Rajiun Tumada diangkat menjadi penjabat bupati. “Melihat Rajiun Tumada itu jangan karena kepentingan, lantas bermasa bodoh terhadap pembangunannya. Rajiun dipilih disana, bukan sebagai tempat persinggahan. Tapi, karena dipercayakan untuk memimpin dan membangun Muna Barat dari keterbelakangan,” tegas Kabag Humas Ali Abdin, Kamis (1/10). Semenjak menjabat sebagai Pj 2014 silam, Abdin menerangkan, pembangunan dasar seperti infrastruktur jalan digenjot. Tak bisa dipungkiri, warga Mubar bisa mengakses transportasi dengan lancar tanpa kendala. Setiap titik jalan saling menghubungkan. Sehingga arus transportasi ditiga wilayah besar, yakni Kusambi Raya, Tiworo Raya dan Lawa Raya, saling terhubung. “Itu baru jalan. Jalan usaha tani juga diaspal dengan baik. Masyarakat sangat bersyukur,” jelasnya. Tak sampai disitu saja, sektor pertanian, peternakan, perikanan, pendidikan dan sektor-sektor lainnya, juga ditingkatkan, selama dua tahun Rajiun menjabat sebagai Pj. “Coba liat perubahan besar yang ada di Mubar. Jangan sampai juga, yang mengatakan miring terhadap Rajiun, bukan warga Mubar. Atau jangan-jangan, karena kepentingannya tidak terpenuhi. Karena itu adalah fakta,” terangnya lagi. Nah, pascamenjadi Pj, maka Rajiun Tumada mencalonkan diri sebagai bupati pada Pilkada Mubar 2017. Kata Abdin, pencalonan itu, memiliki dasar. Karena, rakyat Mubar percaya dan telah melihat bagaimana Rajiun membangun Mubar. Makanya, dengan melihat kans itu, Rajiun kemudian berani meninggalkan PNS-nya untuk maju bertarung. “Jadi bukan karena ambisi. Karena keinginan masyarakat Mubar. Makanya, terpilih kembali,” imbuhnya. Dengan dipercayakan sebagai bupati, maka Rajiun kembali menyusun sejumlah program besar untuk melanjutkan pembangunannya, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Daerah Jangka Menengah (RPJMD) selama lima tahun kepemimpinannya. Nah, selama tiga tahun memimpin, pembangunan berjalan pesat. Ring Road kembali dipoles, bandara dioperasikan dengan didatangkan beberapa maskapai, perhubungan laut dibuka. “Semua dilakukan Rajiun Tumada,” kata Abdin. Kalau dikatakan, Rajiun lari dari tanggungjawabnya karena mencalonkan lagi sebagai bupati di daerah tetangga, lanjut Abdin, itu tak benar. Program pembangunannya sudah ada dalam RPJMD dan itu dilanjutkan wakilnya Achmad Lamani, yang dituntaskan hingga 2022 mendatang. “Kalau Rajiun mencalonkan di daerah lain, itu kan hak politiknya. Tapi itu bukan gawean saya menjelaskan. Saya hanya memberikan pencerahan selaku juru bicara pemerintahan. Tanggungjawab itu, dilanjutkan Achmad Lamani,” cetusnya. Terkait dengan sikap otoriter, Abdin mengaku, itulah aliran kiri yang selalu mengedepankan pikiran irasional. Otoriter itu, kecuali zaman Nazi. Yang ada pada Rajiun, sikap tegas dan disiplin. Daerah ini, tak akan maju kalau tak dipimpin oleh orang seperti Rajiun. Sebab, daerahnya memiliki karakter cukup keras. Abdin sangat menyayangkan, sikap para mahasiswa dengan mengatasnamakan Mahasiswa Muna Barat Bersatu (MMBB) yang menyudutkan pemerintahan, tanpa berpikir obyektif. Kemajuan daerah itu, kata dia, dibutuhkan kader-kader intelektual. Bukan, kader intelektual yang doyan mengkritisi karena hanya persoalan tidak suka. “Saya ulangi, selaku juru bicara pemerintah, saya sangat sayangkan. Berbuatlah demi daerah. Jangan gadaikan diri hanya karena ambisi kepentingan pribadi, tanpa melihat kebutuhan orang banyak,” pungkasnya. (***)