Konawe Diduga Tak Kompeten, Wasit Voli Tarkam Konawe 2023 Diadukan ke PBVSI Konawe By rightnewskendari Posted on September 5, 2023 122 Share on Facebook Share on Twitter Share on Google+ Share on Linkedin KONAWE, RIGHTNEWS.COM Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia (RI), secara resmi meluncurkan Kejuaraan Antarkampung (Tarkam) 2023 yang berpusat di Kabupaten Konawe kemarin. Namun manajer Team Morosi mengungkapkan adanya kecurangan pada pertandingan Bola Voli antara Morosi dan Team Wonggeduku barat di penyelenggaraan Kegiatan Tarkam 2023 Konawe, Disinyalir kecurangan berasal dari wasit yang memimpin pertandingan, Senin (4/9/2023). pertandingan Turnamen Bola Voli Tarkam Cup 2023 di halaman kantoran Bupati Konawe, menjadi suatu tontonan menarik bagi masyarakat. Bukan saja lantaran kedua tim yang berlaga bertabur bintang, tapi bagaimana para pemain sangat menjunjung sportivitas, namun sayang pertandingan berlangsung disinyalir di pimpin wasit berat sebelah,” ungkapnya. Tak tanggung-tanggung, kecurangan terjadi saat Bola masuk namun dinyatakan Keluar, Manajer tim Morosi Dedi S.Si menyebut indikasi kecurangan telah ada sejak pertandingan babak pertama dimulai. Kejuaraan yang di gaungkan besar tapi kesiapan panitia tidak matang yang parahnya, Pada saat bermain antara Team wonggeduku barat vs morosi justru PBVSI sebagai operator kejuaraan menggunakan wasit berasal dari wonggeduku yang kami duga baru 3 bulan ambil lisensinya sebagai wasit, imbuhnya,” bebernya. “Dari awal sejak pertama ditiup wasit pertandingan Voli Morosi memang saya sudah curiga ada kecurangan yang harusnya bola keluar Garis lapangan namun wasit, Tapi justru wasit menyatakan masuk untuk tim wonggeduku barat, pertandingan berlangsung antara Morosi vc wonggeduku barat dan dinyatakan Poin, Manajer kaget dengan hasil tersebut tapi saat itu saya ragu,” sambung Dedi. Kecurangan semakin jelas pada babak kedua pertandingan. Pelatih Team Morosi, Maryam saat melakukan Protes namun tidak diambil protesnya yang membuat Team Morosi sangat kecewa pada pertandingan ini. “Sampai tadi pun kami dikerjai lagi. Yang harusnya poin untuk Morosi yang seharusnya Bola masuk tapi dianulir wasit Keluar. Bahkan yang membuat saya bingung wasit yang biasanya netral, kali ini justru sebaliknya tidak netral,” kata Maryam. “Kami pun mau protes tidak bisa lagi. Katanya pertandingan sudah berakhir tapi pas protes tidak bisa. Jujur saja tim di kata kami sangat dirugikan dan sangat merasa dicurangi,” kesalnya. Kalah, bukan berarti kami kalah dari segi permainan. Menang, juga bukan lantaran kami lebih menguasai teknik dan strategi. Banyak faktor penentu, Ada soal psikologis pemain, dukungan suporter, kesiapan tim, dan hal-hal lain, termasuk keberuntungan. Dedi bilang, Kecurangan itu terjadi lagi di saat pemain wonggeduku barat menyentuh net, disaat itu posisi poin sama di babak penentuan, tetapi wasit yang memimpin menganulir poin untuk Wonggeduku Barat. Setelah di protes oleh Dedi, sebagai manajer club’ morosi, wasit 2 yang memimpin pertandingan mengakui kesalahannya, tapi anehnya setelah mengakui kesalahan justru menganulir untuk poin wonggeduku barat. Dari gelaran turnamen ini kita banyak belajar bagaimana teknik bermain voli. Bagaimana perlunya kekompakan suatu tim. Kekompakan dan semangat berapi-api yang ditunjukkan Koyak, pemain Morosi, bisa jadi pemompa semangat bagi rekan-rekannya. Lanjut Dedi, sapaan akrabnya mengatakan, tujuan dari turnamen voli digelar yaitu untuk menggali potensi masing-masing kecamatan, jadi untuk mencari bakat pemain setiap kecamatan, namun jangan menggunakan Wasit yang tidak Profesional dong. “terima kasih dukungan dari teman-teman semua. dan Berharap Ketua PBVSI Kabupaten konawe segera memanggil Wasit yang kami duga tidak Profesional saat memimpin Pertandingan antara Morosi dan Wonggeduku barat,” tutup Dedi.